Asparagus (Asparagus officinalis) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura dari keluarga bawang-bawangan atau Liliaceae. Tanaman ini memiliki batang panjang yang meruncing di salah satu ujungnya. Ada dua jenis asparagus yang umumnya dikonsumsi masyarakat di seluruh dunia, yaitu asparagus putih dan asparagus hijau. Di Indonesia sendiri, asparagus putih jarang ditemukan karena proses pembudidayaannya lebih sulit dibanding asparagus hijau.
Sayuran ini termasuk jenis makanan bahan makanan mahal yang biasanya hanya ditemukan di restoran. Meskipun di Indonesia tanaman ini tidak terlalu populer, di luar negeri terlebih negara-negara Eropa dan Amerika menggemari sayuran ini karena rasanya yang nikmat dan kandungannya yang cocok untuk diet. Oleh karena itu, prospek pengembangan budidaya asparagus dinilai sangat baik mengingat tingginya permintaan sayuran ini di kalangan masyarakat luar negeri. Peluang pasar ekspor produk asparagus dapat berguna untuk meningkatkan devisa negara dan menguntungkan petani.
Asparagus tergolong tanaman super food dikenal disukai konsumen meskipun
harganya yang terbilang cukup tinggi. Selain karena rasa, alasan asparagus
disukai banyak orang adalah sebab kandungan nutrisinya yang tinggi. Sayuran ini
dikenal kaya akan protein, karbohidrat, kalsium, zat besi, kalium, fosfor,
zinc, selenium, folat, dan vitamin A, B, C, D, E, dan K. Selain itu, asparagus
mengandung antioksidan glutathione yang bermanfaat menjaga imunitas tubuh dari
berbagai penyakit. Asparagus juga sesuai untuk menu diet, karena kadar
kalorinya sangat rendah dan kandungan seratnya tinggi, sehingga membuat tubuh
kenyang lebih lama.
Terdapat beberapa alasan asparagus memiliki harga selangit. Kebenaran
sederhana di balik harga yang mahal tersebut sebenarnya bermuara pada faktor
sederhana, yaitu kultivasi. Menurut Foodiosity, tingginya harga asparagus
berasal dari kebutuhan petani untuk menggantikan banyaknya biaya usahatani yang
dibutuhkan bagi tanaman untuk tumbuh. Menurut beberapa sumber, asparagus
membutuhkan waktu yang panjang untuk tumbuh hingga dapat dipanen. Hal ini
menjelaskan bahwa membutuhkan waktu yang lama untuk menanam asparagus hingga
menghasilkan batang asparagus dengan ukuran yang pas untuk dikonsumsi.
Disebutkan pula pada laman Foodiosity bahwa asparagus adalah tanaman
padat karya. Maksudnya ketika memanen harus dipetik dengan tangan. Tidak hanya
itu, tanaman ini juga merupakan tanaman sensitif yang harus diawasi secara
intensif. Untuk menetapkan label harga, World Stop Exports mencatat bahwa
sebagian besar asparagus diimpor dari negara-negara seperti Meksiko dan Peru,
karena negara-negara ini memiliki iklim yang tepat untuk menanam sayuran
musiman. Faktor-faktor ini menjelaskan mengapa asparagus memiliki harga yang
begitu tinggi, rupanya sayuran lezat ini membutuhkan banyak waktu dan tenaga
untuk sampai ke toko bahan makanan.
Indonesia memiliki habitat yang sesuai untuk pembudidayaan asparagus,
tetapi kesempatan ini belum dimanfaatkan dengan maksimal. Seiring dengan
menjamurnya kafe dan restoran di kota-kota besar, permintaan komoditas ini
seringkali tidak terpenuhi. Hal ini disebabkan rendahnya produktivitas
asparagus dalam negeri. Namun rupanya hal ini tidak hanya terjadi di pasar
nasional, tetapi di pasar kawasan Asia juga masih kekurangan pasokan.
Komentar
Posting Komentar